Metamorfosis Dakwah Kampus
Pergolakan dakwah kampus seperti mencapai titik nadir yang tak terbantahkan. Kisah 23 tahun lalu, dimana aktifis dakwah kampus turut andil dalam alotnya menegakkan reformasi. Ini menjadi satu dari jutaan alasan bahwa dakwah kampus merupakan elemen yang mampu menjadi tonggak peradaban bangsa ini;perbaikan dan pembangunan.
Dalam perkembangannya saat ini dakwah kampus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat terlihat dari menjamurnya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di setiap perguruan tinggi negeri maupun swasta. Berdasarkan acuan Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) yang menjadi motor dan wadah LDK se-Indonesia, LDK dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenjang utama; Mula, Madya dan Mandiri. Klasifikasi tersebut dilandaskan terhadap kondisi LDK kaitannya dengan; kemapanan struktur organisasi, perkembangan syiar dan kaderisasi, kualitas dan kuantitas anggota dsb.
Meskipun dalam keberjalanannya saat ini klasifikasi jenjang mula dan madya masih mendominasi. Namun, hal tersebut bukan merupakan alasan para akitifis dakwah untuk berkecil hati. Bahkan semangat menebarkan fikrah-fikrah islam semakin tinggi. Maka benar jika dikatakan bahwa mahasiswa merupakan salah satu faktor yang potensial dalam perkembangan dakwah. Sebab, jiwa muda yang senantiasa membara untuk sebuah perubahan menjadi salah satu alasannya. Selain itu mahasiswa juga merupakan kaum intelektual yang menggunakan logika dalam berpikir sehingga mudah baginya dalam menerima sesuatu yang jelas-jelas ada landasannya. Tidak lain yang tertera dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
Bekal Dakwah
Militansi luar biasa yang dimiliki para aktifis dakwah tidak muncul secara tiba-tiba. Berbekal pembinaan rutin dan semangat memperbaiki diri, para aktifis dakwah kampus senantiasa menyebarkan dakwah islam secara lebih luas. Karena mereka memahami bahwa berdakwah adalah amanah dari Allah yang harus dilakukan setiap yang beriman.
“Kamu (Umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Ali-Imran:110).
Ketika keyakinan bahwa manusia merupakan umat terbaik yang Allah swt ciptakan, maka kesadaran akan berdakwah semakin besar. Tidak berhenti pada tahap pembinaan dan perbaikan diri, namun yang paling esensial adalah menebarkannya pada masyarakat kampus secara luas.
Walaupun aktifis dakwah kampus juga menyadari betul bahwa mereka bukanlah kumpulan orang-orang shaleh yang selalu benar dan belajar menjadi shaleh itu yang paling utama.
Selain Al-Quran, semangat yang dimiliki oleh aktifis dakwah berasal dari kajian-kajian mengenai bagaimana perjuangan Rasulullah saw dan para sahabat terdahulu dalam menegakkan cahaya Islam. Mereka senantiasa berusaha istiqamah meneladani amalan sunnah-sunnah Rasulnya; qiyamulail, shaum sunnah, dhuha, dzikir al-matsurat dan amalan lain yang dicontohkan.
Berdakwah di kampus Islam?
Berdasarkan berbagai analisis mengemuka bahwa berdakwah di kampus Islam maupun non-Islam mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di kampus non-Islam ketertarikan akan nilai-nilai Islam yang lebih tinggi seringkali menjadi peluang lebih besar untuk berdakwah. Namun di kampus Islam mempunyai tantangan tersendiri. Sebab, secara pengetahuan banyak mahasiswa yang mempunyai basic keislaman yang sudah dibentuk sejak masa sekolah menengah (didominasi oleh lulusan Madrasah Aliyah dsb).
Di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dakwah digaungkan oleh Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM). Dalam kiprahnya sejak tahun 1985 LDM bersinergi dengan Dewan Kemakmuran Mesjid Ikomah (DKM) untuk menampakkan “wajah Islam” di kampus Islam. Setiap generasinya memiliki antusiasme berbeda dalam penerimaan dakwah, baik dari; mahasiswa, dosen maupun pemerintah kampus. Hal tersebut tantangan dan peluang tersendiri bagi LDM.
Organisasi keislaman di UIN sunan Gunung Djati Bandung tidak hanya LDM. Ada lagi beberapa organisasi lain seperti; UPTQ, LSPI, KAMMI, PMII, HMI dsb. Hal tersebut tidak kemudian menjadi penghambat berarti bagi LDM, karena meyakini bahwa semua mempunyai tujuan yang sama. Yakni berkembang dan jayanya fikrah Islam di kampus, untuk kampus UIN yang madani.
Terkait perbedaan wadah, LDM mempunyai satu konsep yang dapat menerima keberagaman bahwa; berdakwah adalah sebuah keharusan, berjamaah adalah sebuah keniscayaan dan wadah dakwah mana yang akan dipilih oleh seorang da’i adalah pilihan. Satu hal yang pasti, bahwa sampai kapanpun LDM berkomitmen untuk senantiasa menebarkan nafas Islam dengan berbagai tantangan dan ujian. Karena yang menjadi kekuatan adalah bahwa dakwah dan Islam ini milik Allah, maka Dia pula yang akan menjaganya agar tetap bercahaya. Wallahualam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/13/33143/metamorfosis-dakwah-kampus/#ixzz2UFeyeic2
Dalam perkembangannya saat ini dakwah kampus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat terlihat dari menjamurnya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di setiap perguruan tinggi negeri maupun swasta. Berdasarkan acuan Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) yang menjadi motor dan wadah LDK se-Indonesia, LDK dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenjang utama; Mula, Madya dan Mandiri. Klasifikasi tersebut dilandaskan terhadap kondisi LDK kaitannya dengan; kemapanan struktur organisasi, perkembangan syiar dan kaderisasi, kualitas dan kuantitas anggota dsb.
Meskipun dalam keberjalanannya saat ini klasifikasi jenjang mula dan madya masih mendominasi. Namun, hal tersebut bukan merupakan alasan para akitifis dakwah untuk berkecil hati. Bahkan semangat menebarkan fikrah-fikrah islam semakin tinggi. Maka benar jika dikatakan bahwa mahasiswa merupakan salah satu faktor yang potensial dalam perkembangan dakwah. Sebab, jiwa muda yang senantiasa membara untuk sebuah perubahan menjadi salah satu alasannya. Selain itu mahasiswa juga merupakan kaum intelektual yang menggunakan logika dalam berpikir sehingga mudah baginya dalam menerima sesuatu yang jelas-jelas ada landasannya. Tidak lain yang tertera dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
Bekal Dakwah
Militansi luar biasa yang dimiliki para aktifis dakwah tidak muncul secara tiba-tiba. Berbekal pembinaan rutin dan semangat memperbaiki diri, para aktifis dakwah kampus senantiasa menyebarkan dakwah islam secara lebih luas. Karena mereka memahami bahwa berdakwah adalah amanah dari Allah yang harus dilakukan setiap yang beriman.
“Kamu (Umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Ali-Imran:110).
Ketika keyakinan bahwa manusia merupakan umat terbaik yang Allah swt ciptakan, maka kesadaran akan berdakwah semakin besar. Tidak berhenti pada tahap pembinaan dan perbaikan diri, namun yang paling esensial adalah menebarkannya pada masyarakat kampus secara luas.
Walaupun aktifis dakwah kampus juga menyadari betul bahwa mereka bukanlah kumpulan orang-orang shaleh yang selalu benar dan belajar menjadi shaleh itu yang paling utama.
Selain Al-Quran, semangat yang dimiliki oleh aktifis dakwah berasal dari kajian-kajian mengenai bagaimana perjuangan Rasulullah saw dan para sahabat terdahulu dalam menegakkan cahaya Islam. Mereka senantiasa berusaha istiqamah meneladani amalan sunnah-sunnah Rasulnya; qiyamulail, shaum sunnah, dhuha, dzikir al-matsurat dan amalan lain yang dicontohkan.
Berdakwah di kampus Islam?
Berdasarkan berbagai analisis mengemuka bahwa berdakwah di kampus Islam maupun non-Islam mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di kampus non-Islam ketertarikan akan nilai-nilai Islam yang lebih tinggi seringkali menjadi peluang lebih besar untuk berdakwah. Namun di kampus Islam mempunyai tantangan tersendiri. Sebab, secara pengetahuan banyak mahasiswa yang mempunyai basic keislaman yang sudah dibentuk sejak masa sekolah menengah (didominasi oleh lulusan Madrasah Aliyah dsb).
Di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dakwah digaungkan oleh Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM). Dalam kiprahnya sejak tahun 1985 LDM bersinergi dengan Dewan Kemakmuran Mesjid Ikomah (DKM) untuk menampakkan “wajah Islam” di kampus Islam. Setiap generasinya memiliki antusiasme berbeda dalam penerimaan dakwah, baik dari; mahasiswa, dosen maupun pemerintah kampus. Hal tersebut tantangan dan peluang tersendiri bagi LDM.
Organisasi keislaman di UIN sunan Gunung Djati Bandung tidak hanya LDM. Ada lagi beberapa organisasi lain seperti; UPTQ, LSPI, KAMMI, PMII, HMI dsb. Hal tersebut tidak kemudian menjadi penghambat berarti bagi LDM, karena meyakini bahwa semua mempunyai tujuan yang sama. Yakni berkembang dan jayanya fikrah Islam di kampus, untuk kampus UIN yang madani.
Terkait perbedaan wadah, LDM mempunyai satu konsep yang dapat menerima keberagaman bahwa; berdakwah adalah sebuah keharusan, berjamaah adalah sebuah keniscayaan dan wadah dakwah mana yang akan dipilih oleh seorang da’i adalah pilihan. Satu hal yang pasti, bahwa sampai kapanpun LDM berkomitmen untuk senantiasa menebarkan nafas Islam dengan berbagai tantangan dan ujian. Karena yang menjadi kekuatan adalah bahwa dakwah dan Islam ini milik Allah, maka Dia pula yang akan menjaganya agar tetap bercahaya. Wallahualam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/13/33143/metamorfosis-dakwah-kampus/#ixzz2UFeyeic2
Tidak ada komentar: